Orbital dan peranannya dalam ikatan kovalen
Teori orbital molekul
(MO) memberikan uraian matematik mengenai orbital, energinya, dan antaraksinya.
Teori tolakan pasangan elektron kulit valensi (VSPER) didasarkan pada dasar
pemikiran bahwa elektron valensi atau pasangan elektron dari atom saling
bertolakan. Tolakan ini dapat digunakan
untuk menerangkan sudut ikatan yang diamati dan geometri molekul. Dalam teori
ikatan valensi, rumus ikatan valensi digunakan untuk menerangkan ikatan kovalen
dan antaraksinya.
A.
Sifat
gelombang
Sampai 1923, ahli kimia mengandaikan bahwa elektron
tak lain dan tak bukan adalah partikel bermuatan negative yang mengelilingi
inti atom. Dalam 1923, Louis de Broglie, seorang mahasiswa perancis tingkat
pasca sarjana, menggemukakan pendapat yang revolusioner bahwa elektron
mempunyai gelombang dan juga sifat partikel.
Mekanika kuantum adalah subjek matematik. Untuk
dapat mengerti mengenai ikatan kovalen, maka hanya diperlukan hasil dari studi
mekanika kuantum, daripadaa persamaan matematikannya sendiri. Mula-mula akan
dimulai dengan beberapa gelombang diam yang sederhana (gambar 2.1), yaitu jenis
gelombang yang dihasilkan bila orang memetik senar, seperti senar gitar, yang
kedua ujungnya mati. Jenis gelombang ini menunjukan gerak hanya dalam satu
dimensi.
Gambar 2.1 gelombang diam dari senar yang bervibrasi dengan ujung tertentu
Dua
gelombang diam dapat sefase atau keluar fase yang satu terhadap yang lain.
Keadaan antara dalam mana gelombang hanya sebagian sefase juga mungkin. Bila
amplitudo positif dan negative dari dua gelombang suling sesuai, kedua
gelombang tersebut sefase. Bila tanda matematik dari amplitudo saling berlawanan,
gelombang keluar fase (gambar 2.2).
Gambar 2.2 dua gelombang diam dapat sefase atau keluar fase
Bila
dua gelombang yang sefase pada senar yang sama saling tumpang tindih, mereka
saling memperkuat. Perkuatan dinyatakan oleh penambahan fungsi matematik yang
sama tandanya yang menggambarkan gelombang. Sebaliknya, sepasang gelombang yang
tumpang tindih yang keluar fase, saling mengganggu atau berinterferensi. Proses
interferensi dinyatakan oleh penambahan dua fungsi matematik yang berlawanan
tanda interferensi sempurna menghasilkan penghapusan satu gelombang oleh yang
lain. Tumpang tindih sebagian dari dua gelombang yang keluar-fase menghasilkan
simpul.
Gambar 2.3 menggambarkan perkuatan dan interfensi.
B.
Orbital
ikatan dan anti-ikatan
Bila sepasang gelombang saling tumpang tindih, maka
mereka dapat saling memperkuat atau saling berinterferensi. Penambahan dari dua
orbital 1s dari dua atom H yang sefase menghasilkan perbuatan dan menghasilkan
orbital molekul ikatan s dengan rapat elektron yang tinggi
antara inti yang berikatan.
Bila dua gelombang berlawanan fase, mereka saling
mengganggu. Interferensi dari dua orbital atom yang keluar fase dari dua atom
hydrogen memberikan orbital molekul dengan simpul antara inti. Dalam orbital
molekul ini, kebolehjadian menemukan elektron antara inti sangat rendah. Karena
itu orbital molekul khas ini menimbulkan system dimana kedua inti tak
dilindungi oleh sepasang elektron, dan intinya saling tolak menolak. Karena
tolakan inti, system ini energinya lebih tinggi daripada system dua atom H yang
mandiri. Orbital berenergi lebih tinggi ini adalah orbital anti ikatan. Dalam hal
ini, suatu orbital (sigma bintang ) artinya anti-ikatan.
Energy
molekul H2 dengan dua elektron dalam orbital ikatan s
adalah lebih rendah sebesar 104 kkal/mol daripada energy gabungan dari dua atom
hydrogen yang terpisah. Energy molekul hydrogen dengan elektron dalam orbital
anti-ikatan s*,
sebaliknya adalah lebih tinggi daripada energy dua atom hydrogen yang terpisah.
Energy relatife ini dapat dinyatakan menurut diagram berikut ini :
C.
Orbital
hibrida karbon
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep
bersatunya orbital-orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai
dengan penjelasan kualitatif sifat ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang
terhibridisasi sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari
sebuah molekul.
Contoh Berbagai Macam
Hibridisasi
Jumlah
orbital hibrida (hasil hibridisasi) sama dengan jumlah orbital yang terlihat
pada hibridasi itu. Berbagai tipe hibridisasi disajikan dalam tabel berikut:
1. Hibridasi sp3
Hibridisasi
menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah atom. Untuk
sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti metana, CH4),
maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki simetri yang tepat
dengan 4 atom hidrogen. Pada tingkat dasar, atom C (nomor atom
= 6) mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut. Untuk menjelaskan keberadaan
molekul CH4 ini, maka teori hibridisasi digunakan. Langkah awal
hibridisasi adalah eksitasi dari satu (atau lebih) elektron:
Proton yang membentuk inti atom
hidrogen akan menarik salah satu elektron valensi karbon. Hal ini menyebabkan
eksitasi, memindahkan elektron 2s ke orbital 2p. Hal ini meningkatkan pengaruh
inti atom terhadap elektron-elektron valensi dengan meningkatkan potensial inti
efektif.
Pada CH4, empat orbital hibrid sp3
bertumpang tindih dengan orbital 1s Hidrogen, menghasilkan empat ikatan sigma. Empat ikatan ini memiliki panjang
dan kuat ikat yang sama, sehingga sesuai dengan pengamatan.
sama dengan
Jika kita menrekombinasi
orbital-orbital ini dengan orbital-s 4 hidrogen (4 proton, H+)
dan mengijinkan pemisahan maksimum antara 4 hidrogen (yakni tetrahedal), maka
kita bisa melihat bahwa pada setiap orientasi orbital-orbital p, sebuah
hidrogen tunggal akan bertumpang tindih sebesar 25% dengan orbital-s C
dan 75% dengan tiga orbital-p C. HaL ini sama dengan persentase relatif
antara s dan p dari orbital hibrid sp3 (25% s dan 75% p).
2. Hibridasi sp2
Bila
karbon terikat ke atom lain oleh ikatan rangkap dua, atom karbon ada dalam
keadaan hibrida sp2.
Contoh-contoh senyawa dengan karbon
sp2:
ETILEN
Membentuk
3 orbital sp2 dengan satu orbital p tersisa. Dalam etilena,
dua atom karbon membentuk sebuah ikatan sigma dengan bertumpang tindih dengan
dua orbital sp2 karbon lainnya dan setiap karbon membentuk
dua ikatan kovalen dengan hidrogen dengan tumpang tindih s-sp2
yang bersudut 120°. Ikatan pi antara atom karbon tegak lurus dengan bidang
molekul dan dibentuk oleh tumpang tindih 2p-2p (namun, ikatan pi
boleh terjadi maupun tidak).
3. Hibridasi
sp
Hibridasi ini digunakan
bila karbon membentuk ikatan ganda tiga atau ikatan rangkap terkumulasi (dua
ikatan rangkap terhadap suatu atom karbon tunggal). Satu orbital 2s bercampur
dengan satu orbital 2p untuk membentuk dua orbital hibrida sp. Dalam hal ini,
tinggal dua orbital 2p yang tak terhibridasi. Ikatan kimia dalam asetilena (etuna) terdiri dari tumpang tindih
sp-sp antara dua atom karbon membentuk ikatan sigma, dan dua ikatan pi tambahan
yang dibentuk oleh tumpang tindih p-p. Setiap karbon juga berikatan dengan
hidrogen dengan tumpang tindih s-sp bersudut 180°.
Sumber: Fessenden Ralp J, Joan S.
Fessendden. 2005. Kimia Organik Jilid 1 Edisi Ketiga.
Terjemahan A.H Pudjaatmaka. Erlangga: Jakarta
Assalamualikum kak bagaimana cara sederhana untuk mempermudah memahami konsep orbital hibrida? Dan bagaimana jika pada hibridisasi ion kompleks?
BalasHapusAssalamualaikum, saya ingin memberi saran saya untuk menambahkan gambar contoh sp dan sp2 seperti sp3 yang sudah anda berikan gambaran yang jelas, terimakasih
BalasHapusmateri yang anda sampaikan sangat bermanfaat, hanya saja harus dijelaskan lagi tentang gambarannya, terimakasih.
BalasHapus