Tinjauan ulang tentang
atom dan molekul dalam kimia organik
Sekitar
tahun 1850, kimia organik didefinisikan sebagai kimia dari senyawa yang datang
dari benda hidup sehingga timbul istilah organik. Definisi ini mulai usang
sekitar tahun 1900. Pada saat itu, ahli kimia mensintesa senyawa kimia baru di
laboratorium, dan banyak dari senyawa baru ini tak mempunyai hubungan dengan
benda hidup. Pada saat ini kimiaa organik didefinisikan sebagai kimia senyawa
karbon. efinisi ini pun tak terlalu tepat, karena beberapa senyawa karbon
seperti karbon dioksida, natrium karbonat, dan kalium sianida dianggap sebagai
anorganik. Namun demikian, definisi ini diterima karena semua senyawa organik
mengandung karbon.
A.
Struktur Elektron dari Atom
Unsur-unsur
yang paling penting bagi ahli organik adalah karbon, hidrogen, oksigen dan
nitrogen. Keempat unsur ada di kedua periode pertama dari susunan berkala dan
elektronnya terdapat dalam dua kulit elektron yang terdekat ke inti. Alhasil,
pembahasan mengenai struktur electron dari atom akan dipusatkan pada
unsur-unsur dengan elektron yang hanya ada dalam dua kulit elektron ini.
Setiap
kulit elektron berhubungan dengan sejumlah energi tertentu. Elektron yang dekat
ke inti lebih tertarik oleh proton dalam inti daripada elektron yang lebih jauh
kedudukannya. Karena itu, semakin dekat elektron terdapat ke inti, semakin
rendah energinya dan elektron ini sukar berpindah dalam reaksi kimia. Kulit
elektron yang terdekat ke inti adalah kulit yang terendah energinya dan
elektron dalam kulit ini dikatakan berada pada tingkat energi pertama.
Elektron dalam kulit kedua, yaitu pada tingkat
energi kedua, mempunyai energi yang lebih tinggi daripada elektron dalam
tingkat pertama. Elektron dalam tingkat ketiga, yaitu pada tingkat energi ketiga, mempunyai energi yang lebih tinggi lagi.
a) Orbital
Atom
Orbital atom adalah bagian dari
ruang di mana kebolehjadian ditemukannya sebuah elektron dengan kadar energi
yang khas adalah tinggi (90-95%). Rapat elektron
adalah istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan kebolehjadian
ditemukannya elektron pada titik tertentu ; rapat elektron yang lebih tinggi,
berarti kebolehjadiannya lebih tinggi, sedangkan-rapat elektron yang lebih
rendah berarti kebolehjadiannya juga rendah.
Kulit elektron pertama
hanya mengandung orbital bulat 1s.
kebolehjadian untuk menemukan elektron 1s
adalah tertinggi dalam bulatan ini. Kulit kedua, yang agak berjauhan dari inti
daripada kulit pertama, mengandung satu orbital 2s dan tiga orbital 2p.
orbital 2s, seperti orbital 1s, adalah bulat.
Bola (suatu orbital s) adalah tak-terarah; artinya,
tampaknya sama bila dipandang dari setiap arah. Tidak demikian keadaannya
dengan orbital p, yang dapat
diandaikan bahwa mempunyai berbagai orientasi sekeliling inti. Ketiga orbital 2p terdapat pada sudut yang saling tegak
lurus - orientasi ini memungkinkan jarak
maksimum antara elektron dalam ketiga orbital p dan dengan demikian mengurangi tolakan antara dalam
orbital-orbital p yang berlainan.
Orbital p yang saling tegak lurus
kadang-kadang ditandai sebagai px,
py dan pz. Karena ketiga orbital 2p ekuivalen dalam bentuk dan dalam jarak
dari inti, mereka mempunyai energi yang sama. Orbital yang mempunyai energi
yang sama, seperti orbital 2p,
dikatakan terdegenerasi.
b) Pengisian
Orbital
Elektron
mempunyai spin, yang dapat berputar menurut arah jarum jam atau berlawanan arah
jarum jam (+½ atau -½). Spin dari partikel bermuatan, menimbulkan
medan magnet kecil, atau momen magnet dan dua elektron dengan spin berlawanan
mempunyai momen magnet berlawanan. Tolakan antara muatan negatif dari dua elektron
dengan spin berlawanan dikurangi oleh momen magnet yang berlawanan, yang
memungkinkan dua elektron demikian untuk saling berpasangan dalam orbital.
Dengan alasan ini, setiap orbital dapat mempunyai maksimum dua elektron, tetapi
elektron-elektron tersebut harus berlawanan spin. Karena jumlah orbital pada
tiap tingkat energi (satu pada tingkat energi pertama, empat pada kedua dan
Sembilan pada ketiga), maka berturut-turut tiga tingkat energi dapat mengandung
dua, delapan dan 18 elektron.
B.
Jari-Jari Atom
Jari-jari
atom adalah jarak pusat inti ke elektron paling luar. Jari-jari atom ditentukan
dengan mengukur panjang ikatan (jarak antara inti) dalam senyawa kovalen
seperti pada Cl-Cl atau H-H dan kemudian membaginya dengan dua. Karena itu,
jari-jari atom sering disebut jari-jari kovalen. Nilai dari jari-jari atom
biasanya diberikan dalam Angstrom (Å), dengan 1 Å = 10-8 cm.
Jari-jari
atom berubah-ubah bergantung pada besarnya tarikan antara inti dan elektronnya.
Makin besar tarikan, makin kecil jari-jari atomnya. Faktor apa yang
mempengaruhi tarikan ini? Faktor-faktor yang paling penting adalah jumlah proton dalam inti dan jumlah kulit
yang mengandung elektron.
·
Kelektronegatifan
Keelektronegatifan
adalah ukuran kemampuan atom untuk menarik elektron luarnya, atau elektron
valensi. Karena elektron luar dari atom yang digunakan untuk ikatan, maka
keelektronegatifan berguna dalam meramalkan dan menerangkan kereaktifan kimia.
Seperti jari-jari atom, keelektronegatifan dipengaruhi oleh jumlah proton dalam
inti dan jumlah kulit yang mengandung elektron. Makin besar jumlah proton
berarti makin besar muatan inti positif dan dengan demikian tarikan untuk
elektron ikatan bertambah. Karenannya, keelektronegatifan bertambah dari kiri
ke kanan untuk periode tertentu dari Susunan Berkala.
Skala
Pauling (gambar 1.1) adalah skala numerik dari keelektronegatifan. Skala ini diturunkan dari
perhitungan energi ikatan untuk berbagai unsur yang terikat oleh ikatan
kovalen.
gambar 1.1 contoh tabel skala pauling

3.
Panjang Ikatan dan Sudut Ikatan
Jarak
yang memisahkan inti dari dua atom yang terikat kovalen disebut panjang ikatan.
Panjang ikatan kovalen, yang dapat ditentukan secara eksperimental, mempunyai
selang harga dari 0,74 Å sampai 2 Å.
Bila ada lebih dari
dua atom dalam molekul, ikatan membentuk sudut, yang disebut sudut ikatan.
Sudut ikatan bervariasi dari kira-kira 60˚ sampai 180˚.
4. Energi
Disosiasi Ikatan
Bila
atom saling terikat membentuk molekul, energi dilepaskan (biasanya sebagai kalor
atau cahaya). Jadi, untuk molekul agar terdisosiasi menjadi atom-atomnya, harus
diberikan energi.
Ada
dua cara agar ikatan dapat terdisosiasi. Satu cara adalah karena pemaksapisahan
heterolitik (heterolytic cleavage) (Yunani, hetero, “berbeda”). Dalam maka
kedua elektron ikatan dipertahankan pada satu atom. Hasil pembelahan
heterolitik adalah sepasang ion.
Suatu
panah lengkung (¾) digunakan dalam persamaan-persamaan
untuk menunjukkan arah ke mana pasangan elektron bergerak selama pemutusan
ikatan.dalam pemaksapisahan heterolitik dari HCl atau H2O, elektron
ikatan dipindahkan ke Cl atau O yang lebih elektronegatif.
Cara
yang kedua adalah pemaksapisahan homolitik
( Yunani, homo, “sama”). Dalam hal
ini setiap atom yang turut dalam ikatan kovalen menerima satu elektron dari
pasangan yang saling dibagi yang asli. Yang dihasilkan adalah atom yang secara
listrik netral atau gugus atom.
5.
Asam dan Basa
Menurut konsep Bronsted Lowry
mengenai asam dan basa adalah zat yang dapat memberikan ion hidrogen yang
bermuatan positif (H+) contohnya HCl dan HNO3. Basa
adalah zat yang dapat menerima H+ contohnya adalah OH-
dan NH3.
1)
Asam
dan basa kuat dan lemah
Asam
kuat adalah asam yang pada dasarnya mengalami disosiasi sempurna dalam air.
Asam kuat yang representatif adalah HCl, HNO3, H2SO4.
Ionisasi dari asam-asam kuat ini adalah reaksi asam basa yang khas. Asam HCl
misalnya memberikan proton kepada basa H2O. Kesetimbangan terletak
jauh ke kanan (ionisasi sempurna dari HCl) karena H2O merupakan asam
lebih kuat daripada H3O+. Asam lemah hanya terionisasi
sebagian dalam air. Asam karbonat adalah asam anorganik lemah yang khas.
Kesetimbangan letaknya jauh ke kiri karena H3O+ adalah
asam yang lebih kuat dan HCO3- adalah basa yang lebih
kuat.
2)
Asam dan Basa konjugat
Konsep
asam dan basa konjugat berguna untuk membandingkan keasaman dan kebasaan. Basa
konjugat dari asam adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah kehilangan H+
dari asamnya. Misalnya ion klorida adalah basa konjugat dari HCl.
Jika
asam lemah atau sangat lemah, basa konjugatnya adalah sedang kuatnya atau kuat,
bergantung pada afinitas basa konjugat untuk H+. Jika kekuatan asam
dari deret senyawa bertambah, kekuatan basa dari basa konjugatnya berkurang.
3) Asam
dan basa lewis
Asam
Lewis adalah zat yang dapat menerima sepasang elektron. Setiap spesies dengan
atom yang kekurangan elektron yang dapat berfungsi sebagai asam Lewis, misalnya
H+ adalah asam lewis. Kebanyakan asam Lewis selain H+ yang dijumpai
dalam buku ini adalah garam
logam anhidrat ( ZnCl2, FeCl3, dan AlBr3).
Basa
Lewis adalah zat yang dapat memberikan sepasang elektron. Contoh NH3
dan OH-, masing-masing mempunyai sepasang elektron valensi yang
menyendiri yang dapat disumbangkan ke H+ atau asam Lewis lainnya.
4) Tetapan
keasaman
Suatu
reaksi kimia mempunyai tetapan kesetimbangan K yang menggambarkan seberapa jauh
reaksi berlangsung sampai berkesudahan. Untuk ionisasi dari suatu asam dalam
air, tetapan ini disebut tetapan keasaman Ka. Tetapan kesetimbangan
ditentukan oleh persamaan umum berikut ini, dengan nilai konsentrasiyang
diberikan dalam kemolaran, M:
5)
Tetapan kebasaan
Tetapan
kebasaan Kb adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini. Seperti
dalam hal Ka, nilai [ H2O ] tercakup dalam Kb dalam
ungkapan kesetimbangan. Dengan bertambahnya kekuatan basa, nilai Kb bertambah
dan nilai pKb berkurang. Semakin kecil nilai untuk pKb, semakin berat basanya.
pada teori asam dan basa menurut lewis, tolong gambarkan contoh reaksi yang dapat mewakili teori asam basa menurut lewis.
BalasHapusmohon izin comment , materi yang anda post sdah cukup bagus tapi ada kurang nya pada sudut ikatan dan panjang ikatan yang terlalu singkat di jelaskan mana lagi cntoh dan media gmbarnya tidak ada jadi mnurut saya just it
BalasHapusMaaf mohon berikan gambaran berupa foto dan jelaskan lebih rincih agar lebih mudah dipahami
BalasHapus